Room 218

just me with my thoughts in my own space

Watching in Solitude

Saya memiliki kebiasaan menonton film sendirian. Baik di kamar menghadap layar desktop, maupun di ruang theater menghadapi layar proyeksi 16:9. Well, tidak ada yang spesial dengan menonton di kamar sendiri, sendirian. Pasti banyak yang juga melakukannya. Tapi menonton di bioskop sendirian, yah tidak spesial juga sih. Saya hanya menemukan kebiasaan ini terlihat aneh di mata beberapa teman.. dan di mata banyak orang di lobi theater yang sama mengantri tiket dengan saya. Mungkin mereka kasihan atau kagum. Saya kurang tahu, dan kurang peduli. Saya hanya ingin menonton film, ada teman syukur, tidak juga tidak majalah, koran atau tabloid (plesetan baru--red). Bahkan untuk beberapa film, saya memilih untuk tidak berada di antara orang yang saya kenal, yang bertendensi menjadi komentator di tengah2 pertunjukan. I hate commentators during the show.

Watching in solitude can be fun, you know.. Salah satu contohnya adalah ketika saya mengantri film Spiderman 2 di BIP 21 sekitar 2-3-4 tahun lalu (hhe, maafkan ingatan saya), sendirian, tiba-tiba saya disamperi seorang cewek, sepertinya masih sma, berbasa-basi lagaknya teman lama tak bersua, dengan maksud menyabot antrian tentu saja. Saya yang sudah ngeh langsung play along with it, supaya yang mengantri di belakang saya tidak curiga. Rupanya dia tidak hanya ingin memotong antrian, tapi juga membutuhkan saya untuk membelikan tiket untuk 6 orang temannya yang lain. Jatah 4 tiket untuk 1 orang masih berlaku waktu itu. Jadi dengan saya, kami butuh 8 tiket. Saya tidak biasanya mendukung pelanggaran, tapi waktu itu saya juga sedang bosan. One or two spontaneous thing won't harm anyone. And you know what, saya diberi satu tiket gratis. Ihiy! Agak menyesal juga karena uang saya tidak terpakai.. XD

Kali lain adalah saat ingin nonton film Harry Potter 4 (kapan yah?). Saya tiba siang itu di lobi theater dengan niat mengantri tiket. Baru saja ingin ikut barisan, tiba-tiba ada anak sma (kenapa harus anak sma?) menawarkan 1 tiket dengan muka takut-takut, bisa disangka calo mungkin, atau karena hampir putus asa karena tak kunjung menemukan orang yang mau beli tiketnya. Dia batal nonton karena temannya tak kunjung datang. Jadwal yang tertera adalah untuk pemutaran 10 menit lagi. Langsung saja saya sambar. Kalau mengantri mungkin saya akan mendapatkan tiket untuk pemutaran sore/malam hari atau esoknya mungkin.. mengingat hari itu masih minggu pertama pemutaran. Oh, tenang, saya bayar tiketnya dengan harga sama. Tidak ada yang dirugikan di sini.

Yang terbaru adalah ketika saya menonton film Sang Pemimpi. Saya ingat tanggalnya, 17 Desember 2009. Hari primer. Bila kamu memperhatikan, hampir selalu ada 1 kursi kosong di sebelah rombongan yang jumlahnya ganjil, sehingga kursi tersebut tidak ada yang menempati. Karena kebanyakan pengunjung bioskop datang berpasangan atau berombongan. Dan mereka tidak suka duduk berpencar. Dan saya mengincar kursi itu. Jadi saya untung-untungan saja ngantri.. dan yah, saya dapat satu! Muahahaha.. Tuhan memang Maha Baik.

Ada yang ingat film Tentang Dia karya Rudi Soejarwo? Film ini berpusat pada tokoh Gadis yang berkubang dalam perasaan 'ditinggalkan' karena dikhianati pacar dan teman baiknya. Di tengah frustrasinya dia tidak sengaja bertemu dan berteman dengan Rudi, seorang gadis mandiri yang berlaku bak seorang kakak berhati malaikat, yang bisa membuat dia merasa terlindungi dan tertawa lagi. Pelan-pelan dia belajar untuk percaya bahwa ada orang yang benar tulus kepadanya. Namun tak lama Rudi pun menghilang, yang kemudian ditemukan tewas.. Huhu.. Film ini berkesan karena tema yang diangkat adalah tentang kesendirian dan lagi-lagi karena saya menonton dalam kesendirian (halah), saya jadi ikut bergerak dalam dramanya, merasakan kehilangannya. Bahkan saat film selesai, saya jadi ikut sedih, padahal saya masuk dalam keadaan sehat dan segar bugar. Huff.

7 comments:

sama! aku juga ga suka komentar-komentar saat filmnya lagi maen...

Btw salam kenal yak....

 

iya.. setujuh!
salam kenal balik :)

 

i always like the way u write, expressive!

ngomong2 kesendirian, saya termasuk org sering sendirian, cuma bedanya saya ga suka--dan cuma satu kali dalam hidupku--nonton di bioskop. think i told ya this, didnt i?

 

ahh ini dia nih note yang gue super duper like-in di fb..hehehee
jieeh ganti template lo raz???
ada apa dengan yang lama?
raji raji raji...

 

@sepsup: yeah, i remember.. =p thanks for reading, man. need your feedback, always.

@gomel: bosen mel, terlalu gelap. yg ini lebih elegan bagaimana begitu ya. bagaimana bisa begitu ya?

 

selalu bingung sama orang yang bisa nonton bioskop sendirian.. ga mati gaya ya? but after read your post, maybe i should try one :)

 

well, menonton sendirian memang tidak baik untuk bergaya.. but i find it somehow... adventurous. hehe. yeah you should, nadiafriza.. :)

 

Author

My photo
Bandung, West Java, Indonesia
Born with a glasses on, can't stop reading ever since. Music is what I hear everyday. Don't talk much, but shout a lot XD enjoy my time alone, but sometimes don't want to be alone. have a deep curiosity about stars and outerspace, while wondering about what my life would be at the highest point.