Room 218

just me with my thoughts in my own space

Jemputan sudah datang

"Aku tahu rizkiku tidak akan diambil orang, karena itulah aku tenang. Aku tahu amalku tidak akan dikerjakan orang lain, karena itu aku sibuk beramal." - Imam al Hasan al Bashri
 Menenangkan sekali membaca kalimat itu dari layar HP yang tiba-tiba menunjukkan pesan singkat dari seorang sahabat. Entah bagaimana ia bisa tahu saya butuh kata-kata penyemangat seperti itu. Saya curiga dia juga sedang berada di situasi yang sama dengan saya dan secara spontan saya muncul di pikirannya mewakili kaum yang butuh untuk disemangati. Ah... sahabat macam apa itu. Hahaha.

Rezeki kita sudah dituliskan oleh Sang Maha Pengatur. Tidak ada manusia yang diturunkan di muka bumi tanpa perbekalan yang cukup. Dari situlah sering muncul kata-kata penghiburan seperti: "kalau rejeki tidak kemana". Itu familiar sekali. Harus dipahami bahwa rezeki yang dijatahkan untuk kita memang tidak kemana. Tapi kalau kita juga tidak kemana-mana, maka tidak akan bertemu rezeki. Seperti 2 orang di titik yang mungkin tidak berjauhan tetapi tidak ada satu pihak pun yang bergerak mendekat, maka mereka tidak akan bertemu. Nah, manusia itu bisa bergerak. Berbeda dengan sayuran. Maka sudah sepatutnyalah kita yang menjemput rezeki-rezeki kita. *tsaah

Sebenarnya ini bisa diterapkan dalam pencarian jodoh juga... tetapi manusia juga mencari sesama manusia sebagai jodohnya, bukan sayuran. Jadi tidak ada salah satu pihak yang diwajibkan bergerak. Karena keduanya bisa bergerak. Tapi aneh bukan, bisa bergerak tetapi memilih untuk tidak bergerak. Bahkan tumbuhan pun rasa-rasanya jika diberi sepasang kaki dia akan berlari-lari selama tidak dimangsa hewan herbivora. Atau omnivora seperti saya.

Ah sudahlah saya juga bingung kenapa bisa sampai sini. Yah, pokoknya saya ingin bilang sama rezeki saya, "hey kamu tunggu saja di situ ya! kalau tidak ada halangan, atau benda lain melintang, saya akan datang menjemputmyu, dalam tempo sesingkat-singkatnya! Akyu rindu...". Unyu...

Mari berburu

Alasan saya posting kali ini adalah karena saya sedang bosan menghafal. Yes, sudah dari 2 jam yang lalu saya bolak-balik ke web itu-itu saja untuk menyisip sepotong demi sepotong informasi ke kepala saya, karena saya butuh tahu banyak tentang yang saya cari tahu dan kapasitas otak saya yang terlalu sering dipakai tidur harus pelan-pelan menelan semua itu. Ini ada hubungannya dengan judul di atas.. ya standarlah saya sedang berburu kerja dan butuh persiapan untuk wawancara. Kata berburu lebih cocok di sini karena tidak susah mencari pekerjaan, yang susah adalah mendapatkannya lebih dulu dari banyak pemburu lain.

Harap diingat bahwa saya tidak ada maksud untuk berkarir sebagai pemburu kerja profesional. Cukuplah 1-2 kali kemudian berhenti untuk memberikan kesempatan bagi orang lain. Kasihan.

Nah, karena berstatus sebagai pemburu, maka naluri pemburu pun akan muncul dengan sendirinya. Bila di hutan Anda berburu dengan senapan dan di laut Anda berburu dengan pancing, maka di dunia kerja Anda harus dengan seni. Bila Anda kesulitan membedakan yang mana pancing yang mana senapan, maka Anda harus banyak merenung.

Lebih banyak tentang seni berburu kerja ini akan bisa Anda dapatkan setelah saya mengetes keabsahan ilmu ini terlebih dahulu. Jadi doakan saya berhasil lulus dalam wawancara user 2 hari lagi karena itu akan berpengaruh luas terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di negeri ini.

Terima kasih.

Hail to The Speed!

Kalian semua pasti sudah tahu saya menggemari F1.. Apa? Wah, sayang sekali. Baiklah akan saya ceritakan awal perkenalan saya dengan Formula 1 ini.

Waktu itu 1998, kalau tidak salah. Waktu itu hujan rintik-rintik, angin melebat, ombak berdeburan, angin melebat... angin melebat apa sih maksudnya??? Tauk. Waktu itu saya baru gede, masih belum boleh begadang malam-malam, sungguh ironis, padahal kalau siang bukan begadang namanya. Malam itu saya bertahan di depan TV untuk menonton mobil-mobil berbentuk lucu warna-warni dengan tulisan besar-besar di body-nya. Saya terpana melihat overall pembalap dengan banyak logo sponsor tercetak di atasnya: Marlboro, West, Shell, Acer, MildSeven, Yahoo, Mobil, Lucky Strike, dlsb. Di mobil berwarna  merah ada gambar kuda hitam, di mobil hitam ada lambang Merced*ez (gak niat menyensor,hha), dan helm-helm mengkilap yang tampaknya mahal sekali, dan gadis-gadis ojeg payung yang kekurangan bahan sandang. Kasihan benar. Padahal mereka cantik-cantik. Pertarungan saat itu dirajai oleh 2 mobil tersebut, dengan mobil berlambang kuda hitam sebagai unggulan, dan mobil berwarna hitam sebagai kuda hitamnya!

Saya biasanya akan mendapat teguran dari yang berkuasa di rumah kalau kedapatan menonton TV tengah malam. Tapi malam itu tidak. Ayah, yang waktu itu kebetulan turun untuk mengecek anak-anak, mendapati saya sedang serius nonton, lalu saya kaget, lalu dengan satu gerakan cepat, beliau sudah ada di samping saya sambil ngemil kacang. Kurang lebih begitu. Intinya beliau tidak melarang bahkan menemani saya nonton sampai ketiduran (sayanya yang ketiduran).

Sejak saat itu saya intens mengoleksi segala sesuatunya tentang F1, berita di koran, gambar di majalah, buku tulis dengan sampul Ferrari, geretan mildseven555, artikel tentang teknologi sasis mobil, apa saja walaupun saya tidak mengerti untuk apa. Belakangan saya juga mengoleksi videoklip F1 dari Youtube. Di sekolah saya jadi orang yang merasa paling mengerti tentang olahraga ini, tentang mengapa sumbu rangka mobil F1 bersilangan membentuk X, tentang perbedaan suspensi V-terbalik, suspensi tunggal dan ganda pada sayap depan, tentang fakta bahwa sebuah mobil tidak bisa cepat di lintasan lurus dan di tikungan sekaligus, tentang mengapa pembalap hebat memiliki helm berwarna mencolok, bahwa pembalap Finlandia memiliki darah khusus pembalap di pembuluhnya (adalah orang Jerman yang akhirnya mematahkan-matahkan teori saya dengan menjadi juara dunia 7 kali), hingga semua nama pembalap, nama tim, dan bos timnya saya hafal. Jika saja dalam kurikulum muatan lokal di sekolah kami ada pelajaran "Pendidikan F1 Dasar", saya yakin akan lulus dengan nilai 'sangat memuaskan dengan pujian dari teman-teman perempuan dan adik kelas'.

Sihir sirkus ini telah mengenai saya, dan seperti putri-putri kena sihir yang ingin balas dendam menyihir balik sang penyihir, saya pun ingin mencoba tahu rasanya mengendarai mobil F1. Tapi ini bukanlah balapan yang mudah dijangkau seperti halnya balapan motor bebek tune-up. Ini adalah F1, yang mewah, yang eksklusif itu. Jadi, saya mulai membeli game komputer F1 1997. Tak perlu waktu lama untuk menguasainya. Bukannya sombong, tapi gamenya memang jelek, AI-nya disenggol sedikit langsung jedarjeder tabrakan beterbangan berputar-putar. Sungguh lebay. Lalu saya membeli game F1 2002. Yang ini lumayan, saya masih memainkannya sampai sekarang, tingkat kesulitan bisa diatur, konsumsi bahan bakar, rasio gigi, keseimbangan rem depan-belakang juga bisa disetting sesuka hati. Sebagai pelengkap, saya punya kursi buntelan yang bisa saya bentuk agar seolah-olah saya sedang berada di dalam kokpit. Ini bodoh sekali.

Nearest-F1-experience yang pernah terjadi sama saya adalah saat tim Honda melakukan roadshow ke berbagai kota di Indonesia dengan trailer raksasa yang didalamnya mengangkut mobil balap F1 untuk dipamerkan. Entah saat itu mereka tersesat atau apa, tapi truk besar itu ada di kota kami, Jatinangor! Jeng jeng jeng! Sungguh mirip dengan aslinya: cat mobil, setir, kursi, bahkan ada ojeg payung lokal yang tak kalah cantik. Saya pun meminta ijin berfoto di samping mobil itu. Bangga sekali rasanya. Sayang mobil itu dipagar dan dijaga ketat, kalau tidak saya sudah menyusup ke dalam kokpitnya dan ngebut masuk ke jalan tol dan finish di Bandara Soekarno-Hatta disambut pramugari dan polisi bandara. Lalu mereka akan menghukum saya atas kebodohan saya karena mengendarai mobil display yang tidak bermesin. Antar kota pula.

Sekarang, setelah bertahun-tahun kemudian, saya menjadi tidak terlalu tergila-gila dengan semua ini. Sihir mulai memudar, dan seperti putri-putri (hablahablah..) saya mulai teralihkan dengan hal-hal lain yang lebih realistis. Banyak hal lain. Tapi, sebenarnya, jauh dalam hati kecil dan jiwa yang masih seperti anak kecil, saya masih membayangkan Oom Bernie Eclestone atau salah seorang orang dalam industri F1 membaca tulisan ini dan terenyuh membaca kisah saya dan mengusahakan agar saya bisa memiliki mobil F1 sendiri, yang bekas pun tak apa, asal bisa dipakai mejeng. Biar nanti saya bisa mengharumkan nama bangsa sebagai orang Indonesia pertama yang punya tim F1 merangkap direktur teknis, pembalap, mekanik, dan tukang cuci mobil.

Gak Jelas Part I

"Makanan apa yang disegani orang?" Wah sms apa ni tiba-tiba.

"Hmm.. ga tau." Saya jawab asal.

"Es Beye sama Sup Kalla!" Ha ha, boleh juga.

"Holoh. Sama Mie Gawati aja sekalian!" Ikut-ikutan.

"Jus Dur! Soto Yoso!" Eh, masih ngebales.

"Ho! Sayur.. Paloh! Ahaha." Ikut-ikutan lagi.

"Bakar Tanjung.. bakar jagung..heheh." Gelo.

"Ubi Ranto..Halah jaoh. Gantian, kenapa ingus rasanya asin?" Sumpah ini nanya iseng.

"Kalo itu.. jadi dlm tubuh kita itu ada yang namanya ion2 yang menjaga keseimbangan cairan, ada K, Na, Cl, dkknya.. yang didalam sel K, yg di luar sel ada Na, Cl.. yg diluar sel itu namanya interstitial, ruang interstitial tu yang meradang kalo ada infeksi kalo ada infeksi atau penyebab radang lainnya.. Nah, kalo diidung ingus itu terjadi karena reaksi radang di mukosa hidung bisa karena virus, bakteri/alergi. Salah satu produk dari reaksi radang tu mucus alias ingus, tu dihasilkan ma sel mukosa idung. Cairannya mengandung Na tadi.. Na sama Cl bereaksi membentuk senyawa yang sama dengan garam dapur, makanya rasanya asin.."

Waw..

Dan mood ngegaring saya pun hilang demi mendengar analisa medis.



*sms menunggu buka puasa antara saya dan Kak Ina taun 2008, beberapa bulan setelah dia mendapat SK Dokter.

The Talk of The Kang to The Kung

Diskusi meja makan antara 2 orang mahasiswa geologi yang minim informasi nutrisi. Mari kita namakan saja mereka Kang dan Kung.

Kang : Eh, kenapa sih kalo abis makan sayur kangkung suka ngantuk?
Kung : Karena mengandung zat besi. Tahukan zat besi?
Kang : Iya, mengandung Fe kan? Yang suka dimakan Popeye?
Kung : Bener.
Kang : Terus, kenapa dong ngantuk?
Kung : Soalnya itu zat besi numpuk di kelopak mata bagian atas, jadi aja mata berat pengen tidur.


Ternyata mereka juga tidak ingat kalau Popeye itu sukanya makan bayam!!!

A Wish, A Prayer

And just like that. I don't quite understand, but clearly this is good to hear. I only smiled and held back tears listening to her talking about the TV on volume 4, the friction of sponge and plates while she was doing the dishes, fading sound of Azan, water in the small pond inside her house, and probably her own footstep. Her voice sounded enthusiastic, the yummiest voice in the world. I prayed in silence, wishing that she would again recover what she once had lost ... Please God, let it be true ... I wanna hear her talking about the clock that ticks someday ...

I love her, very much.

The Love Equation

Have you ever heard about The Love Equation?

It says:
1 + 1 = ∞ , while 2 -1 = 0
Read: one plus one equals everything, while two minus one equals nothing.
Well, siapapun penemu persamaan ini, mungkin otaknya tidak se-brilian Newton, tapi pasti dia punya hati merah muda.

Author

My photo
Bandung, West Java, Indonesia
Born with a glasses on, can't stop reading ever since. Music is what I hear everyday. Don't talk much, but shout a lot XD enjoy my time alone, but sometimes don't want to be alone. have a deep curiosity about stars and outerspace, while wondering about what my life would be at the highest point.