Room 218

just me with my thoughts in my own space

Jemputan sudah datang

"Aku tahu rizkiku tidak akan diambil orang, karena itulah aku tenang. Aku tahu amalku tidak akan dikerjakan orang lain, karena itu aku sibuk beramal." - Imam al Hasan al Bashri
 Menenangkan sekali membaca kalimat itu dari layar HP yang tiba-tiba menunjukkan pesan singkat dari seorang sahabat. Entah bagaimana ia bisa tahu saya butuh kata-kata penyemangat seperti itu. Saya curiga dia juga sedang berada di situasi yang sama dengan saya dan secara spontan saya muncul di pikirannya mewakili kaum yang butuh untuk disemangati. Ah... sahabat macam apa itu. Hahaha.

Rezeki kita sudah dituliskan oleh Sang Maha Pengatur. Tidak ada manusia yang diturunkan di muka bumi tanpa perbekalan yang cukup. Dari situlah sering muncul kata-kata penghiburan seperti: "kalau rejeki tidak kemana". Itu familiar sekali. Harus dipahami bahwa rezeki yang dijatahkan untuk kita memang tidak kemana. Tapi kalau kita juga tidak kemana-mana, maka tidak akan bertemu rezeki. Seperti 2 orang di titik yang mungkin tidak berjauhan tetapi tidak ada satu pihak pun yang bergerak mendekat, maka mereka tidak akan bertemu. Nah, manusia itu bisa bergerak. Berbeda dengan sayuran. Maka sudah sepatutnyalah kita yang menjemput rezeki-rezeki kita. *tsaah

Sebenarnya ini bisa diterapkan dalam pencarian jodoh juga... tetapi manusia juga mencari sesama manusia sebagai jodohnya, bukan sayuran. Jadi tidak ada salah satu pihak yang diwajibkan bergerak. Karena keduanya bisa bergerak. Tapi aneh bukan, bisa bergerak tetapi memilih untuk tidak bergerak. Bahkan tumbuhan pun rasa-rasanya jika diberi sepasang kaki dia akan berlari-lari selama tidak dimangsa hewan herbivora. Atau omnivora seperti saya.

Ah sudahlah saya juga bingung kenapa bisa sampai sini. Yah, pokoknya saya ingin bilang sama rezeki saya, "hey kamu tunggu saja di situ ya! kalau tidak ada halangan, atau benda lain melintang, saya akan datang menjemputmyu, dalam tempo sesingkat-singkatnya! Akyu rindu...". Unyu...

Mari berburu

Alasan saya posting kali ini adalah karena saya sedang bosan menghafal. Yes, sudah dari 2 jam yang lalu saya bolak-balik ke web itu-itu saja untuk menyisip sepotong demi sepotong informasi ke kepala saya, karena saya butuh tahu banyak tentang yang saya cari tahu dan kapasitas otak saya yang terlalu sering dipakai tidur harus pelan-pelan menelan semua itu. Ini ada hubungannya dengan judul di atas.. ya standarlah saya sedang berburu kerja dan butuh persiapan untuk wawancara. Kata berburu lebih cocok di sini karena tidak susah mencari pekerjaan, yang susah adalah mendapatkannya lebih dulu dari banyak pemburu lain.

Harap diingat bahwa saya tidak ada maksud untuk berkarir sebagai pemburu kerja profesional. Cukuplah 1-2 kali kemudian berhenti untuk memberikan kesempatan bagi orang lain. Kasihan.

Nah, karena berstatus sebagai pemburu, maka naluri pemburu pun akan muncul dengan sendirinya. Bila di hutan Anda berburu dengan senapan dan di laut Anda berburu dengan pancing, maka di dunia kerja Anda harus dengan seni. Bila Anda kesulitan membedakan yang mana pancing yang mana senapan, maka Anda harus banyak merenung.

Lebih banyak tentang seni berburu kerja ini akan bisa Anda dapatkan setelah saya mengetes keabsahan ilmu ini terlebih dahulu. Jadi doakan saya berhasil lulus dalam wawancara user 2 hari lagi karena itu akan berpengaruh luas terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di negeri ini.

Terima kasih.

Hail to The Speed!

Kalian semua pasti sudah tahu saya menggemari F1.. Apa? Wah, sayang sekali. Baiklah akan saya ceritakan awal perkenalan saya dengan Formula 1 ini.

Waktu itu 1998, kalau tidak salah. Waktu itu hujan rintik-rintik, angin melebat, ombak berdeburan, angin melebat... angin melebat apa sih maksudnya??? Tauk. Waktu itu saya baru gede, masih belum boleh begadang malam-malam, sungguh ironis, padahal kalau siang bukan begadang namanya. Malam itu saya bertahan di depan TV untuk menonton mobil-mobil berbentuk lucu warna-warni dengan tulisan besar-besar di body-nya. Saya terpana melihat overall pembalap dengan banyak logo sponsor tercetak di atasnya: Marlboro, West, Shell, Acer, MildSeven, Yahoo, Mobil, Lucky Strike, dlsb. Di mobil berwarna  merah ada gambar kuda hitam, di mobil hitam ada lambang Merced*ez (gak niat menyensor,hha), dan helm-helm mengkilap yang tampaknya mahal sekali, dan gadis-gadis ojeg payung yang kekurangan bahan sandang. Kasihan benar. Padahal mereka cantik-cantik. Pertarungan saat itu dirajai oleh 2 mobil tersebut, dengan mobil berlambang kuda hitam sebagai unggulan, dan mobil berwarna hitam sebagai kuda hitamnya!

Saya biasanya akan mendapat teguran dari yang berkuasa di rumah kalau kedapatan menonton TV tengah malam. Tapi malam itu tidak. Ayah, yang waktu itu kebetulan turun untuk mengecek anak-anak, mendapati saya sedang serius nonton, lalu saya kaget, lalu dengan satu gerakan cepat, beliau sudah ada di samping saya sambil ngemil kacang. Kurang lebih begitu. Intinya beliau tidak melarang bahkan menemani saya nonton sampai ketiduran (sayanya yang ketiduran).

Sejak saat itu saya intens mengoleksi segala sesuatunya tentang F1, berita di koran, gambar di majalah, buku tulis dengan sampul Ferrari, geretan mildseven555, artikel tentang teknologi sasis mobil, apa saja walaupun saya tidak mengerti untuk apa. Belakangan saya juga mengoleksi videoklip F1 dari Youtube. Di sekolah saya jadi orang yang merasa paling mengerti tentang olahraga ini, tentang mengapa sumbu rangka mobil F1 bersilangan membentuk X, tentang perbedaan suspensi V-terbalik, suspensi tunggal dan ganda pada sayap depan, tentang fakta bahwa sebuah mobil tidak bisa cepat di lintasan lurus dan di tikungan sekaligus, tentang mengapa pembalap hebat memiliki helm berwarna mencolok, bahwa pembalap Finlandia memiliki darah khusus pembalap di pembuluhnya (adalah orang Jerman yang akhirnya mematahkan-matahkan teori saya dengan menjadi juara dunia 7 kali), hingga semua nama pembalap, nama tim, dan bos timnya saya hafal. Jika saja dalam kurikulum muatan lokal di sekolah kami ada pelajaran "Pendidikan F1 Dasar", saya yakin akan lulus dengan nilai 'sangat memuaskan dengan pujian dari teman-teman perempuan dan adik kelas'.

Sihir sirkus ini telah mengenai saya, dan seperti putri-putri kena sihir yang ingin balas dendam menyihir balik sang penyihir, saya pun ingin mencoba tahu rasanya mengendarai mobil F1. Tapi ini bukanlah balapan yang mudah dijangkau seperti halnya balapan motor bebek tune-up. Ini adalah F1, yang mewah, yang eksklusif itu. Jadi, saya mulai membeli game komputer F1 1997. Tak perlu waktu lama untuk menguasainya. Bukannya sombong, tapi gamenya memang jelek, AI-nya disenggol sedikit langsung jedarjeder tabrakan beterbangan berputar-putar. Sungguh lebay. Lalu saya membeli game F1 2002. Yang ini lumayan, saya masih memainkannya sampai sekarang, tingkat kesulitan bisa diatur, konsumsi bahan bakar, rasio gigi, keseimbangan rem depan-belakang juga bisa disetting sesuka hati. Sebagai pelengkap, saya punya kursi buntelan yang bisa saya bentuk agar seolah-olah saya sedang berada di dalam kokpit. Ini bodoh sekali.

Nearest-F1-experience yang pernah terjadi sama saya adalah saat tim Honda melakukan roadshow ke berbagai kota di Indonesia dengan trailer raksasa yang didalamnya mengangkut mobil balap F1 untuk dipamerkan. Entah saat itu mereka tersesat atau apa, tapi truk besar itu ada di kota kami, Jatinangor! Jeng jeng jeng! Sungguh mirip dengan aslinya: cat mobil, setir, kursi, bahkan ada ojeg payung lokal yang tak kalah cantik. Saya pun meminta ijin berfoto di samping mobil itu. Bangga sekali rasanya. Sayang mobil itu dipagar dan dijaga ketat, kalau tidak saya sudah menyusup ke dalam kokpitnya dan ngebut masuk ke jalan tol dan finish di Bandara Soekarno-Hatta disambut pramugari dan polisi bandara. Lalu mereka akan menghukum saya atas kebodohan saya karena mengendarai mobil display yang tidak bermesin. Antar kota pula.

Sekarang, setelah bertahun-tahun kemudian, saya menjadi tidak terlalu tergila-gila dengan semua ini. Sihir mulai memudar, dan seperti putri-putri (hablahablah..) saya mulai teralihkan dengan hal-hal lain yang lebih realistis. Banyak hal lain. Tapi, sebenarnya, jauh dalam hati kecil dan jiwa yang masih seperti anak kecil, saya masih membayangkan Oom Bernie Eclestone atau salah seorang orang dalam industri F1 membaca tulisan ini dan terenyuh membaca kisah saya dan mengusahakan agar saya bisa memiliki mobil F1 sendiri, yang bekas pun tak apa, asal bisa dipakai mejeng. Biar nanti saya bisa mengharumkan nama bangsa sebagai orang Indonesia pertama yang punya tim F1 merangkap direktur teknis, pembalap, mekanik, dan tukang cuci mobil.

Gak Jelas Part I

"Makanan apa yang disegani orang?" Wah sms apa ni tiba-tiba.

"Hmm.. ga tau." Saya jawab asal.

"Es Beye sama Sup Kalla!" Ha ha, boleh juga.

"Holoh. Sama Mie Gawati aja sekalian!" Ikut-ikutan.

"Jus Dur! Soto Yoso!" Eh, masih ngebales.

"Ho! Sayur.. Paloh! Ahaha." Ikut-ikutan lagi.

"Bakar Tanjung.. bakar jagung..heheh." Gelo.

"Ubi Ranto..Halah jaoh. Gantian, kenapa ingus rasanya asin?" Sumpah ini nanya iseng.

"Kalo itu.. jadi dlm tubuh kita itu ada yang namanya ion2 yang menjaga keseimbangan cairan, ada K, Na, Cl, dkknya.. yang didalam sel K, yg di luar sel ada Na, Cl.. yg diluar sel itu namanya interstitial, ruang interstitial tu yang meradang kalo ada infeksi kalo ada infeksi atau penyebab radang lainnya.. Nah, kalo diidung ingus itu terjadi karena reaksi radang di mukosa hidung bisa karena virus, bakteri/alergi. Salah satu produk dari reaksi radang tu mucus alias ingus, tu dihasilkan ma sel mukosa idung. Cairannya mengandung Na tadi.. Na sama Cl bereaksi membentuk senyawa yang sama dengan garam dapur, makanya rasanya asin.."

Waw..

Dan mood ngegaring saya pun hilang demi mendengar analisa medis.



*sms menunggu buka puasa antara saya dan Kak Ina taun 2008, beberapa bulan setelah dia mendapat SK Dokter.

The Talk of The Kang to The Kung

Diskusi meja makan antara 2 orang mahasiswa geologi yang minim informasi nutrisi. Mari kita namakan saja mereka Kang dan Kung.

Kang : Eh, kenapa sih kalo abis makan sayur kangkung suka ngantuk?
Kung : Karena mengandung zat besi. Tahukan zat besi?
Kang : Iya, mengandung Fe kan? Yang suka dimakan Popeye?
Kung : Bener.
Kang : Terus, kenapa dong ngantuk?
Kung : Soalnya itu zat besi numpuk di kelopak mata bagian atas, jadi aja mata berat pengen tidur.


Ternyata mereka juga tidak ingat kalau Popeye itu sukanya makan bayam!!!

A Wish, A Prayer

And just like that. I don't quite understand, but clearly this is good to hear. I only smiled and held back tears listening to her talking about the TV on volume 4, the friction of sponge and plates while she was doing the dishes, fading sound of Azan, water in the small pond inside her house, and probably her own footstep. Her voice sounded enthusiastic, the yummiest voice in the world. I prayed in silence, wishing that she would again recover what she once had lost ... Please God, let it be true ... I wanna hear her talking about the clock that ticks someday ...

I love her, very much.

The Love Equation

Have you ever heard about The Love Equation?

It says:
1 + 1 = ∞ , while 2 -1 = 0
Read: one plus one equals everything, while two minus one equals nothing.
Well, siapapun penemu persamaan ini, mungkin otaknya tidak se-brilian Newton, tapi pasti dia punya hati merah muda.

Hoppipolla - Song of The Week

Saya sedang kerasukan mantra-mantra Islandia. Halah. Pembuka yang aneh. Mari kita ulangi.

Ini semua berawal dari teman saya Lendra yang mengenalkan saya pada sebuah band alternatif asal Islandia bernama Sigur Ros. "Band ini membawakan musik awang-awang." Begitu katanya. Lalu dia memperdengarkan salah satu single mereka yang berjudul 'Hoppipolla'. Terdengar seperti 'hompimpah' atau 'hollaholladonggala' sih, tapi saya jamin, Hoppipolla adalah bahasa asli Islandia, yang dalam Bahasa Indonesia kurang lebih: 'melompat kedalam kubangan', atau dalam Bahasa Inggris: 'hopping into puddles'. Sebenarnya mereka bukan band baru, dan lagu Hoppipolla sendiri sudah dipakai sebagai original soundtrack di beberapa film, salah satunya adalah film peraih Oscar itu, Slumdog Millionaire. Hanya saja, mungkin band ini kurang populer di sini karena tidak banyak yang mengapresiasi lagu dengan bahasa yang lebih mirip jinx-jinx sihir, selain karena susah juga untuk dinyanyikan sendiri.

"Brosandi... hemhumsisirihohumlahonholablablabla... Aarghh..". Dan mereka kembali membawakan lagu-lagu lokal yang lebih terasa manja di lidah.

Anyway, ini liriknya.
brosandi
hendumst í hringi
höldumst í hendur
allur heimurinn óskýr
nema þú stendur
rennblautur
allur rennvotur
engin gúmmístígvél
hlaupandi inn í okkur
vill springa út úr skel
vindurinn
og útilykt af hárinu þínu
ég lamdi eins fast og ég get
með nefinu mínu
hoppípolla
í engum stígvélum
allur rennvotur (rennblautur)
í engum stígvélum
og ég fæ blóðnasir
en ég stend alltaf upp
og ég fæ blóðnasir
og ég stend alltaf upp

Dan ini videonya.



Lagu dan videonya sama-sama kereeeen! Orang-orang tua yang gokil dan penuh semangat. Haha. Dan mereka sempat-sempatnya tawuran di kuburan.. *hammer*

Dan saya jatuh cinta pada intro lagu ini.. denting pianonya.. melodi randomnya.. Kamu harus mendengarnya berulang-ulang kali sampai bisa hafal dengan pola melodinya. It's just.. awang-awang.

Buat Avatarmu!

Permisi sebelumnya, bisa lihat dulu bagian kanan atas blog saya? Sudah?

Terima kasih. Itu adalah avatar saya. Keren kan? Kan!? Kan!!?

Kali ini saya ingin menulis tentang avatar saya (yang katanya sih lebih ganteng daripada aslinya). Salah satu alasannya adalah disuruh teman untuk ikut memeriahkan ulang tahun Diatasawam yang pada 13 Februari lalu berusia 1 tahun. Oh, sebelumnya ijinkan saya mengucapkan Selamat Ulang Tahun untuk Diatasawam, semoga semakin berdedikasi terhadap masyarakat awam yang membutuhkan informasi-yang-tidak-setengah-setengah, dan selalu menggunakan bahasa manusia biasa agar semuanya menjadi paham. Seriously guys, that's one of your plus points. Keep it up!

Apa hubungan avatar saya dengan Diatasawam? Kita akan sampai ke situ nanti.

Berawal dari ketertarikan saya terhadap dunia maya dan keterbatasan pengetahuan terhadap aplikasi-aplikasi di dalamnya, saya sering mengalami kesulitan sendiri dalam mengulik aplikasi di internet. Google pun lantas menjadi pilihan utama. Kebetulan, seorang teman (sebut saja Shita, 22 tahun, ini blognya-->;D) mengenalkan saya dengan sebuah website tutorial bernama Diatasawam di mana dia menyumbangkan tulisan-tulisannya. Sejak itu, saya jadi rajin mengecek perkembangan web ini. Panduannya pun mudah diikuti bahkan oleh teman primata saya. Walaupun, secara pribadi saya berharap dapat menemukan lebih banyak tutorial tentang aplikasi baru yang belum dikenal luas. Akan bagus bukan, jika ada aplikasi yang baru akan booming di ranah maya, namun Diatasawam sudah menyediakan panduan mengenainya. Wah, pasti akan semakin banyak pembacanya. Insya Allah.

Anyway, salah satu artikel yang paling saya sukai adalah Membuat Avatar dengan FaceYourManga, ditulis oleh Shita. Berbeda dengan kebanyakan atikel lainnya, tulisan ini berisi panduan untuk 'bersenang-senang'. Well, saya tidak piawai dalam menggambar atau bersketsa, dan jelas tidak kebagian menikmati kegiatan 'bongkar-pasang Barbie' di masa kecil. (Sungguh!) Jadi, bagi saya ini semacam pelampiasan.

Seperti yang tertulis dalam artikelnya, cara membuat avatar dengan FaceYourManga ini terdiri dari 8 langkah. Langkah 1-4 cukup mudah, dijelaskan dengan efisien dan gambar yang jernih. Langkah 5 adalah bagian terbaik dari semuanya. Di sini kita bisa berkreasi menciptakan wajah 2D dengan pilihan bentuk mata, hidung, mulut, rahang, alis, telinga, rambut, pakaian dan bereksperimen tanpa perlu takut gambarnya rusak atau tercoreng, karena tidak ada tinta yang dilibatkan di sini, hanya mouse dan ujung jari. Bagi yang jauh di lubuk hatinya ingin memiliki tato atau tindikan di wajah namun tidak tega untuk merealisasikannya di dunia nyata, maka cobalah ini. Kamu dapat menciptakan avatarmu sendiri plus tato dan tindik, bahkan cambang a la Elvis Presley! As for me, saya mencoba membuat rekaan wajah saya sendiri semirip mungkin, dan hasilnya adalah seperti yang dapat dilihat di atas tadi. Langkah penutup 6-8 juga dipaparkan dengan baik oleh Shita, lengkap dengan penjelasan ringkas mengenai Gravatar disertai link artikel yang sudah pernah dibahas terpisah oleh Mba Rieka.

Jika ada kekurangan dari artikel ini, itu adalah penjelasan pada langkah 5. Pembaca mungkin kurang mendapat cukup gambaran visual yang dapat membuat mereka penasaran untuk mencoba. Yang terlihat hanya satu avatar-siap-pakai, dan melewatkan bagian transformasinya.

Bandingkan dengan ini.



Mengerti maksud saya?

Tapi ini tidak signifikan, dan mungkin oleh pertimbangan tertentu tidak dimasukkan ke dalam tutorial oleh penulis. Secara keseluruhan, panduan yang diberikan cukup memuaskan, seperti halnya artikel-artikel Diatasawam yang lain.

Pesan untuk Shita: teruslah menulis selama kamu mencintainya. You've got more than talent!
Pesan untuk Diatasawam: keep up the good work & Selamat Ulang Tahun.

Ich Vermisse Dich

Saya kesulitan tidur beberapa malam belakangan ini. Ada sesuatu yang tidak biasa dalam ritual tidur saya. Setelah melepas kacamata, mematikan lampu, naik ke atas kasur setebal 20 cm, membenarkan selimut, membaca doa sebelum tidur dan Ayat Kursi, biasanya saya kemudian berbaring pasrah mengharap kantuk segera datang.

Dalam upaya mengundang kantuk, saya mulai melakukan penyesuaian-penyesuaian agar posisi semakin nyaman. Tubuh pun otomatis berbaring ke samping kiri atau kanan tergantung darimana arah matahari akan terbit esok hari, tangan dan kaki buta saya pun menggapai-gapai, tapi tak kunjung menemukan yang dicari. Tunggu, ada sesuatu yang biasanya ada tapi kini tidak lagi di tempatnya.

Lalu, seperti kucing yang tak rela dibuang, ingatan itu kembali. Jelas sekali. Saat ketika saya membawanya keluar kamar dengan sadar, dan mendiamkannya begitu saja. Saya bahkan tidak ambil pusing dengan apa yang akan dilakukannya dalam hujan dan angin kencang, atau jika ia bertemu dengan kucing-kucing lapar yang kedinginan. Ada rasa penyesalan. Tapi ini semua salahnya. Tentu saja bukan salah saya. Dia tidak seharusnya acak-acakan, bau, dan berbentuk tidak jelas seperti itu.

Apakah saya yang terlalu mudah melepaskan? Apakah sebenarnya ia hanya ingin membuat saya nyaman sehingga tak sempat mengurusi dirinya sendiri? Ah sudahlah. Kalau pun ia sudah milik orang lain sekarang, saya juga tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

Saya tahu ini mustahil, tapi seandainya ada kesempatan sekecil apapun ia sedang membaca tulisan ini..

Saya hanya ingin bilang, "Aku merindukanmu, guling buluk.."

Watching in Solitude

Saya memiliki kebiasaan menonton film sendirian. Baik di kamar menghadap layar desktop, maupun di ruang theater menghadapi layar proyeksi 16:9. Well, tidak ada yang spesial dengan menonton di kamar sendiri, sendirian. Pasti banyak yang juga melakukannya. Tapi menonton di bioskop sendirian, yah tidak spesial juga sih. Saya hanya menemukan kebiasaan ini terlihat aneh di mata beberapa teman.. dan di mata banyak orang di lobi theater yang sama mengantri tiket dengan saya. Mungkin mereka kasihan atau kagum. Saya kurang tahu, dan kurang peduli. Saya hanya ingin menonton film, ada teman syukur, tidak juga tidak majalah, koran atau tabloid (plesetan baru--red). Bahkan untuk beberapa film, saya memilih untuk tidak berada di antara orang yang saya kenal, yang bertendensi menjadi komentator di tengah2 pertunjukan. I hate commentators during the show.

Watching in solitude can be fun, you know.. Salah satu contohnya adalah ketika saya mengantri film Spiderman 2 di BIP 21 sekitar 2-3-4 tahun lalu (hhe, maafkan ingatan saya), sendirian, tiba-tiba saya disamperi seorang cewek, sepertinya masih sma, berbasa-basi lagaknya teman lama tak bersua, dengan maksud menyabot antrian tentu saja. Saya yang sudah ngeh langsung play along with it, supaya yang mengantri di belakang saya tidak curiga. Rupanya dia tidak hanya ingin memotong antrian, tapi juga membutuhkan saya untuk membelikan tiket untuk 6 orang temannya yang lain. Jatah 4 tiket untuk 1 orang masih berlaku waktu itu. Jadi dengan saya, kami butuh 8 tiket. Saya tidak biasanya mendukung pelanggaran, tapi waktu itu saya juga sedang bosan. One or two spontaneous thing won't harm anyone. And you know what, saya diberi satu tiket gratis. Ihiy! Agak menyesal juga karena uang saya tidak terpakai.. XD

Kali lain adalah saat ingin nonton film Harry Potter 4 (kapan yah?). Saya tiba siang itu di lobi theater dengan niat mengantri tiket. Baru saja ingin ikut barisan, tiba-tiba ada anak sma (kenapa harus anak sma?) menawarkan 1 tiket dengan muka takut-takut, bisa disangka calo mungkin, atau karena hampir putus asa karena tak kunjung menemukan orang yang mau beli tiketnya. Dia batal nonton karena temannya tak kunjung datang. Jadwal yang tertera adalah untuk pemutaran 10 menit lagi. Langsung saja saya sambar. Kalau mengantri mungkin saya akan mendapatkan tiket untuk pemutaran sore/malam hari atau esoknya mungkin.. mengingat hari itu masih minggu pertama pemutaran. Oh, tenang, saya bayar tiketnya dengan harga sama. Tidak ada yang dirugikan di sini.

Yang terbaru adalah ketika saya menonton film Sang Pemimpi. Saya ingat tanggalnya, 17 Desember 2009. Hari primer. Bila kamu memperhatikan, hampir selalu ada 1 kursi kosong di sebelah rombongan yang jumlahnya ganjil, sehingga kursi tersebut tidak ada yang menempati. Karena kebanyakan pengunjung bioskop datang berpasangan atau berombongan. Dan mereka tidak suka duduk berpencar. Dan saya mengincar kursi itu. Jadi saya untung-untungan saja ngantri.. dan yah, saya dapat satu! Muahahaha.. Tuhan memang Maha Baik.

Ada yang ingat film Tentang Dia karya Rudi Soejarwo? Film ini berpusat pada tokoh Gadis yang berkubang dalam perasaan 'ditinggalkan' karena dikhianati pacar dan teman baiknya. Di tengah frustrasinya dia tidak sengaja bertemu dan berteman dengan Rudi, seorang gadis mandiri yang berlaku bak seorang kakak berhati malaikat, yang bisa membuat dia merasa terlindungi dan tertawa lagi. Pelan-pelan dia belajar untuk percaya bahwa ada orang yang benar tulus kepadanya. Namun tak lama Rudi pun menghilang, yang kemudian ditemukan tewas.. Huhu.. Film ini berkesan karena tema yang diangkat adalah tentang kesendirian dan lagi-lagi karena saya menonton dalam kesendirian (halah), saya jadi ikut bergerak dalam dramanya, merasakan kehilangannya. Bahkan saat film selesai, saya jadi ikut sedih, padahal saya masuk dalam keadaan sehat dan segar bugar. Huff.

Author

My photo
Bandung, West Java, Indonesia
Born with a glasses on, can't stop reading ever since. Music is what I hear everyday. Don't talk much, but shout a lot XD enjoy my time alone, but sometimes don't want to be alone. have a deep curiosity about stars and outerspace, while wondering about what my life would be at the highest point.