Room 218

just me with my thoughts in my own space

Hoppipolla - Song of The Week

Saya sedang kerasukan mantra-mantra Islandia. Halah. Pembuka yang aneh. Mari kita ulangi.

Ini semua berawal dari teman saya Lendra yang mengenalkan saya pada sebuah band alternatif asal Islandia bernama Sigur Ros. "Band ini membawakan musik awang-awang." Begitu katanya. Lalu dia memperdengarkan salah satu single mereka yang berjudul 'Hoppipolla'. Terdengar seperti 'hompimpah' atau 'hollaholladonggala' sih, tapi saya jamin, Hoppipolla adalah bahasa asli Islandia, yang dalam Bahasa Indonesia kurang lebih: 'melompat kedalam kubangan', atau dalam Bahasa Inggris: 'hopping into puddles'. Sebenarnya mereka bukan band baru, dan lagu Hoppipolla sendiri sudah dipakai sebagai original soundtrack di beberapa film, salah satunya adalah film peraih Oscar itu, Slumdog Millionaire. Hanya saja, mungkin band ini kurang populer di sini karena tidak banyak yang mengapresiasi lagu dengan bahasa yang lebih mirip jinx-jinx sihir, selain karena susah juga untuk dinyanyikan sendiri.

"Brosandi... hemhumsisirihohumlahonholablablabla... Aarghh..". Dan mereka kembali membawakan lagu-lagu lokal yang lebih terasa manja di lidah.

Anyway, ini liriknya.
brosandi
hendumst í hringi
höldumst í hendur
allur heimurinn óskýr
nema þú stendur
rennblautur
allur rennvotur
engin gúmmístígvél
hlaupandi inn í okkur
vill springa út úr skel
vindurinn
og útilykt af hárinu þínu
ég lamdi eins fast og ég get
með nefinu mínu
hoppípolla
í engum stígvélum
allur rennvotur (rennblautur)
í engum stígvélum
og ég fæ blóðnasir
en ég stend alltaf upp
og ég fæ blóðnasir
og ég stend alltaf upp

Dan ini videonya.



Lagu dan videonya sama-sama kereeeen! Orang-orang tua yang gokil dan penuh semangat. Haha. Dan mereka sempat-sempatnya tawuran di kuburan.. *hammer*

Dan saya jatuh cinta pada intro lagu ini.. denting pianonya.. melodi randomnya.. Kamu harus mendengarnya berulang-ulang kali sampai bisa hafal dengan pola melodinya. It's just.. awang-awang.

Buat Avatarmu!

Permisi sebelumnya, bisa lihat dulu bagian kanan atas blog saya? Sudah?

Terima kasih. Itu adalah avatar saya. Keren kan? Kan!? Kan!!?

Kali ini saya ingin menulis tentang avatar saya (yang katanya sih lebih ganteng daripada aslinya). Salah satu alasannya adalah disuruh teman untuk ikut memeriahkan ulang tahun Diatasawam yang pada 13 Februari lalu berusia 1 tahun. Oh, sebelumnya ijinkan saya mengucapkan Selamat Ulang Tahun untuk Diatasawam, semoga semakin berdedikasi terhadap masyarakat awam yang membutuhkan informasi-yang-tidak-setengah-setengah, dan selalu menggunakan bahasa manusia biasa agar semuanya menjadi paham. Seriously guys, that's one of your plus points. Keep it up!

Apa hubungan avatar saya dengan Diatasawam? Kita akan sampai ke situ nanti.

Berawal dari ketertarikan saya terhadap dunia maya dan keterbatasan pengetahuan terhadap aplikasi-aplikasi di dalamnya, saya sering mengalami kesulitan sendiri dalam mengulik aplikasi di internet. Google pun lantas menjadi pilihan utama. Kebetulan, seorang teman (sebut saja Shita, 22 tahun, ini blognya-->;D) mengenalkan saya dengan sebuah website tutorial bernama Diatasawam di mana dia menyumbangkan tulisan-tulisannya. Sejak itu, saya jadi rajin mengecek perkembangan web ini. Panduannya pun mudah diikuti bahkan oleh teman primata saya. Walaupun, secara pribadi saya berharap dapat menemukan lebih banyak tutorial tentang aplikasi baru yang belum dikenal luas. Akan bagus bukan, jika ada aplikasi yang baru akan booming di ranah maya, namun Diatasawam sudah menyediakan panduan mengenainya. Wah, pasti akan semakin banyak pembacanya. Insya Allah.

Anyway, salah satu artikel yang paling saya sukai adalah Membuat Avatar dengan FaceYourManga, ditulis oleh Shita. Berbeda dengan kebanyakan atikel lainnya, tulisan ini berisi panduan untuk 'bersenang-senang'. Well, saya tidak piawai dalam menggambar atau bersketsa, dan jelas tidak kebagian menikmati kegiatan 'bongkar-pasang Barbie' di masa kecil. (Sungguh!) Jadi, bagi saya ini semacam pelampiasan.

Seperti yang tertulis dalam artikelnya, cara membuat avatar dengan FaceYourManga ini terdiri dari 8 langkah. Langkah 1-4 cukup mudah, dijelaskan dengan efisien dan gambar yang jernih. Langkah 5 adalah bagian terbaik dari semuanya. Di sini kita bisa berkreasi menciptakan wajah 2D dengan pilihan bentuk mata, hidung, mulut, rahang, alis, telinga, rambut, pakaian dan bereksperimen tanpa perlu takut gambarnya rusak atau tercoreng, karena tidak ada tinta yang dilibatkan di sini, hanya mouse dan ujung jari. Bagi yang jauh di lubuk hatinya ingin memiliki tato atau tindikan di wajah namun tidak tega untuk merealisasikannya di dunia nyata, maka cobalah ini. Kamu dapat menciptakan avatarmu sendiri plus tato dan tindik, bahkan cambang a la Elvis Presley! As for me, saya mencoba membuat rekaan wajah saya sendiri semirip mungkin, dan hasilnya adalah seperti yang dapat dilihat di atas tadi. Langkah penutup 6-8 juga dipaparkan dengan baik oleh Shita, lengkap dengan penjelasan ringkas mengenai Gravatar disertai link artikel yang sudah pernah dibahas terpisah oleh Mba Rieka.

Jika ada kekurangan dari artikel ini, itu adalah penjelasan pada langkah 5. Pembaca mungkin kurang mendapat cukup gambaran visual yang dapat membuat mereka penasaran untuk mencoba. Yang terlihat hanya satu avatar-siap-pakai, dan melewatkan bagian transformasinya.

Bandingkan dengan ini.



Mengerti maksud saya?

Tapi ini tidak signifikan, dan mungkin oleh pertimbangan tertentu tidak dimasukkan ke dalam tutorial oleh penulis. Secara keseluruhan, panduan yang diberikan cukup memuaskan, seperti halnya artikel-artikel Diatasawam yang lain.

Pesan untuk Shita: teruslah menulis selama kamu mencintainya. You've got more than talent!
Pesan untuk Diatasawam: keep up the good work & Selamat Ulang Tahun.

Ich Vermisse Dich

Saya kesulitan tidur beberapa malam belakangan ini. Ada sesuatu yang tidak biasa dalam ritual tidur saya. Setelah melepas kacamata, mematikan lampu, naik ke atas kasur setebal 20 cm, membenarkan selimut, membaca doa sebelum tidur dan Ayat Kursi, biasanya saya kemudian berbaring pasrah mengharap kantuk segera datang.

Dalam upaya mengundang kantuk, saya mulai melakukan penyesuaian-penyesuaian agar posisi semakin nyaman. Tubuh pun otomatis berbaring ke samping kiri atau kanan tergantung darimana arah matahari akan terbit esok hari, tangan dan kaki buta saya pun menggapai-gapai, tapi tak kunjung menemukan yang dicari. Tunggu, ada sesuatu yang biasanya ada tapi kini tidak lagi di tempatnya.

Lalu, seperti kucing yang tak rela dibuang, ingatan itu kembali. Jelas sekali. Saat ketika saya membawanya keluar kamar dengan sadar, dan mendiamkannya begitu saja. Saya bahkan tidak ambil pusing dengan apa yang akan dilakukannya dalam hujan dan angin kencang, atau jika ia bertemu dengan kucing-kucing lapar yang kedinginan. Ada rasa penyesalan. Tapi ini semua salahnya. Tentu saja bukan salah saya. Dia tidak seharusnya acak-acakan, bau, dan berbentuk tidak jelas seperti itu.

Apakah saya yang terlalu mudah melepaskan? Apakah sebenarnya ia hanya ingin membuat saya nyaman sehingga tak sempat mengurusi dirinya sendiri? Ah sudahlah. Kalau pun ia sudah milik orang lain sekarang, saya juga tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

Saya tahu ini mustahil, tapi seandainya ada kesempatan sekecil apapun ia sedang membaca tulisan ini..

Saya hanya ingin bilang, "Aku merindukanmu, guling buluk.."

Watching in Solitude

Saya memiliki kebiasaan menonton film sendirian. Baik di kamar menghadap layar desktop, maupun di ruang theater menghadapi layar proyeksi 16:9. Well, tidak ada yang spesial dengan menonton di kamar sendiri, sendirian. Pasti banyak yang juga melakukannya. Tapi menonton di bioskop sendirian, yah tidak spesial juga sih. Saya hanya menemukan kebiasaan ini terlihat aneh di mata beberapa teman.. dan di mata banyak orang di lobi theater yang sama mengantri tiket dengan saya. Mungkin mereka kasihan atau kagum. Saya kurang tahu, dan kurang peduli. Saya hanya ingin menonton film, ada teman syukur, tidak juga tidak majalah, koran atau tabloid (plesetan baru--red). Bahkan untuk beberapa film, saya memilih untuk tidak berada di antara orang yang saya kenal, yang bertendensi menjadi komentator di tengah2 pertunjukan. I hate commentators during the show.

Watching in solitude can be fun, you know.. Salah satu contohnya adalah ketika saya mengantri film Spiderman 2 di BIP 21 sekitar 2-3-4 tahun lalu (hhe, maafkan ingatan saya), sendirian, tiba-tiba saya disamperi seorang cewek, sepertinya masih sma, berbasa-basi lagaknya teman lama tak bersua, dengan maksud menyabot antrian tentu saja. Saya yang sudah ngeh langsung play along with it, supaya yang mengantri di belakang saya tidak curiga. Rupanya dia tidak hanya ingin memotong antrian, tapi juga membutuhkan saya untuk membelikan tiket untuk 6 orang temannya yang lain. Jatah 4 tiket untuk 1 orang masih berlaku waktu itu. Jadi dengan saya, kami butuh 8 tiket. Saya tidak biasanya mendukung pelanggaran, tapi waktu itu saya juga sedang bosan. One or two spontaneous thing won't harm anyone. And you know what, saya diberi satu tiket gratis. Ihiy! Agak menyesal juga karena uang saya tidak terpakai.. XD

Kali lain adalah saat ingin nonton film Harry Potter 4 (kapan yah?). Saya tiba siang itu di lobi theater dengan niat mengantri tiket. Baru saja ingin ikut barisan, tiba-tiba ada anak sma (kenapa harus anak sma?) menawarkan 1 tiket dengan muka takut-takut, bisa disangka calo mungkin, atau karena hampir putus asa karena tak kunjung menemukan orang yang mau beli tiketnya. Dia batal nonton karena temannya tak kunjung datang. Jadwal yang tertera adalah untuk pemutaran 10 menit lagi. Langsung saja saya sambar. Kalau mengantri mungkin saya akan mendapatkan tiket untuk pemutaran sore/malam hari atau esoknya mungkin.. mengingat hari itu masih minggu pertama pemutaran. Oh, tenang, saya bayar tiketnya dengan harga sama. Tidak ada yang dirugikan di sini.

Yang terbaru adalah ketika saya menonton film Sang Pemimpi. Saya ingat tanggalnya, 17 Desember 2009. Hari primer. Bila kamu memperhatikan, hampir selalu ada 1 kursi kosong di sebelah rombongan yang jumlahnya ganjil, sehingga kursi tersebut tidak ada yang menempati. Karena kebanyakan pengunjung bioskop datang berpasangan atau berombongan. Dan mereka tidak suka duduk berpencar. Dan saya mengincar kursi itu. Jadi saya untung-untungan saja ngantri.. dan yah, saya dapat satu! Muahahaha.. Tuhan memang Maha Baik.

Ada yang ingat film Tentang Dia karya Rudi Soejarwo? Film ini berpusat pada tokoh Gadis yang berkubang dalam perasaan 'ditinggalkan' karena dikhianati pacar dan teman baiknya. Di tengah frustrasinya dia tidak sengaja bertemu dan berteman dengan Rudi, seorang gadis mandiri yang berlaku bak seorang kakak berhati malaikat, yang bisa membuat dia merasa terlindungi dan tertawa lagi. Pelan-pelan dia belajar untuk percaya bahwa ada orang yang benar tulus kepadanya. Namun tak lama Rudi pun menghilang, yang kemudian ditemukan tewas.. Huhu.. Film ini berkesan karena tema yang diangkat adalah tentang kesendirian dan lagi-lagi karena saya menonton dalam kesendirian (halah), saya jadi ikut bergerak dalam dramanya, merasakan kehilangannya. Bahkan saat film selesai, saya jadi ikut sedih, padahal saya masuk dalam keadaan sehat dan segar bugar. Huff.

Author

My photo
Bandung, West Java, Indonesia
Born with a glasses on, can't stop reading ever since. Music is what I hear everyday. Don't talk much, but shout a lot XD enjoy my time alone, but sometimes don't want to be alone. have a deep curiosity about stars and outerspace, while wondering about what my life would be at the highest point.