Room 218

just me with my thoughts in my own space

A (Made Up) Story of David Belle

►Fécamp, 29 April 1973
Madame Belle: Aaaaaaaahh... huh huh huh... aaaaaaaaahh... (jrot)
William Jelley: Mon dieu! Anak kita laki-laki! Dan dia punya otot perut yang bagus seperti martabak bikinan Chef David Choirudin (j.d.s. Rudy). Pantas saja foto USG-nya kadang lurus kadang bengkok, kiranya dia rajin sit-up. Kita kasih nama David saja, Mi?
Madame Belle: Boleh, David Belle ya Pi.



░ David Belle dikenal luas sebagai pelopor parkour. Ia lahir dan besar dari sebuah keluarga sederhana di Fécamp, pinggiran kota Paris, Perancis. Kakeknya, Gilbert Kitten, ayah, William Jelley, dan abang, Jeff Belle adalah anggota tim penyelamat kebakaran terlatih militer Prancis.░



►Fécamp, 1978
William Jelley: David, ayo ikut Papi nonton film Jackie Chan, hari ini ada premier The Police Story. Tapi jangan bilang mamimu.

►Fécamp, 1983
David Belle: Iya Mi! Sebentar lagi turun! Sedang nonton Jackie Chan!

░ Ia tinggal di Fécamp dan kemudian pindah ke Les Sables d'Olonne sampai umur 14. Sebuah masa di mana ia mulai menunjukkan bakat dan ketertarikan dalam ‘aksi gerak cepat’. Dia handal di bidang atletik, memanjat, gimnastik, dan bela diri.░

►Fécamp, awal 1988
Gilbert Kitten: Cucuku. Aku perhatikan kamu berbakat dalam hal beladiri, dan lihai memanjat seperti kucing. Sat set sat set. Sebentar lagi kamu 15 tahun, sudah saatnya berbakti untuk negara. Tetaplah rendah hati. Gunakan kelebihanmu untuk menolong orang-orang. Dengan begitu hidupmu lebih bermakna.
David Belle: Waw, Kakek keren deh. Aku ingin jadi seperti Kakek.

░ Kakek dari pihak ibunya, Gilbert Kitten, lah yang menginspirasi David remaja akan sifat kepahlawanan dan selalu membantu orang lain.░

►Fécamp, akhir 1988
David Belle: Ayah, Bundo. Ijinkan awak pergi merantau. Saatnya awak menggunakan ilmu silat ayam jago ini ke dunia luar. Jangan hentikan awak. Samlekom!
Madame Belle: . . . ?
William Jelley: . . . ?

░ Pada 1988, saat menginjak 15 tahun, David meninggalkan sekolah dan pindah ke Lisses, Paris untuk memulai bakti kepada Negara. Di sana ia memperoleh sertifikat French National First Aid dan UFOLEP sebagai instruktur gimnastik.░

►Lisses, 1990
Sébastien Foucan: Waw, otot perut yang bagus. Hobi manjat juga? Kenalkan, saya Seb. Ini teman-teman saya anak kampung sini: Yan.. Pret.. Jum.. Pit..
Yahn Hnautra: Hi.
Frederic Hnautra: Bonjour.
Kazuma: Ohayo.
David Balgogne: Yow.
David Belle: Halo semua. Sebentar saya tambal rumah tua ini dulu. Atapnya bolong parah.
Sébastien Foucan: Itu cerobong asap. Lebih baik kamu ikut kami lari pagi, mau?
David Belle: Oh..Baiklah, bagaimana dengan sedikit memanjat dan melompat?
Sébastien Foucan: Terdengar elegan.

░ Ia berteman baik dengan sekelompok remaja (Yann Hnautra, Frédéric Hnautra, David Balgogne, Sébastien Foucan dan Kazuma) yang sama-sama berbagi hasrat dalam olah fisik, dan kemudian membentuk Yamakasi. Setelah beberapa lama bergabung dengan brigade pemadam, David dibebastugaskan untuk sementara karena cedera lengan, namun ia tidak kembali lagi dengan alasan pribadi.░

░ Ia kemudian bergabung dengan tentara marinir di Vannes, di mana ia mendapat promosi, sertifikat kehormatan, dan pemegang rekor dalam lomba panjat tali antar resimen, dan lomba halang rintang Essonne. Namun demikian, dia merasa cinta dan hasratnya akan petualangan dan kebebasan tidak tersalurkan dengan baik dalam kehidupan militer yang terkekang.░

░ Dalam menyelesaikan bakti negaranya, ia bekerja menjadi apa saja termasuk buruh bangunan, penjaga keamanan dan sales furniture. Dia lalu terbang ke India dan mendapat sabuk hitam GongFu. Sekembalinya dari sana ia mulai mempromosikan disiplin ilmu yang didapatnya dengan memfilmkan kemampuan beraksinya. Tahun 1997, tim Stade 2 (Francis Marroto, Pierre Sleed and Pierre Salviac) diperlihatkan film itu, dan mereka memutuskan untuk membuat film mengenai David Belle dan parkour, dalam rangkaian kolaborasi dengan 'the speed-air man', 'catmen', 'la Relève' dan 'les traceurs'. Kata ‘traceur’ sejak saat itu dipakai sebagai sebutan bagi praktisi parkour.░

░ Parkour menuai sukses di layar lebar. David kemudian mengembangkan kemampuan aktingnya dengan bermain dalam beberapa promosi iklan, di antaranya BBC, Nissan, dan Nike; dan film District B13.░

►Somewhere, Someday
Sébastien Foucan : Pit, aku rasa kita harus mengembangkan semua ini menjadi lebih estetis, lebih indah. Kita harus menambahkan unsur seni di dalamnya, agar terlihat bergaya dan baik di mata orang.
David Belle : Parkour adalah seni, Sep. Efisiensi adalah segalanya. Tujuannya adalah untuk mencapai titik B dari titik A dengan cara paling cepat dan efisien. Keindahan akan mengikuti dengan sendirinya.
Sébastien Foucan : Tapi kan...
David Belle : Aku tetap pada jalanku. Silahkan kembangkan ini menurut yang kau percayai, tapi ingatlah: kita lahir dari tempat yang sama. Jangan lupa itu..
Sébastien Foucan : Well.. So this is how we part ways..
David Belle : Yeah.. Good luck, brother.

░ Sébastien Foucan kemudian mengembangkan parkour lebih jauh lagi dari segi estetika.
Dalam freerunning tujuan bukanlah yang utama, tapi proses yang elegan dan akrobatik. Dan begitulah awal pengembangan freerunning dari parkour. Anyhow, they both aren't so different. They were evoked in a passion to be strong, to be useful.░░


Source: wikipedia

21 years today

Hari pertama puasa tidak ketinggalan sahur! Alhamdulillah..
Oh iya, sebelumnya saya mau mengucapkan selamat berpuasa yah bagi saudara-saudara seiman. Semoga terhindar dari godaan es cendol..

Hari ini adalah 1 ramadhan 1430H. Adalah juga 22 agustus 2009, tepat 21 tahun setelah adik saya satu-satunya dilahirkan 21 tahun yang lalu
(>>ciri-ciri tulisan tidak efektif). Dia lebih muda 3 tahun dari saya. Sampai hari terakhir yang bisa saya ingat, hobinya adalah menempel pada induk semang. Maksud saya ibu kami. Mungkin karena dia bungsu. Bukan. Pasti karena dia bungsu. Dialah dia, adik saya. Yang polos, yang tidak jarang ditindas oleh kakak-kakaknya --terutama saya-- tapi selalu yang pertama ingat ketika kakak-kakaknya berulang tahun. Yang murah hati, yang memecahkan celengannya yang tak seberapa itu untuk uangnya dititipkan dalam amplop pada kakak saya saat akan berangkat sekolah ke luar negeri, tapi amplop tidak sempat diserahkan (cerita itu masih membuat saya kesulitan bernapas). Yang dengan segala keterbatasannya, berusaha berbuat lebih dari orang lain. Yang memandang dunia dengan caranya sendiri, yang mengiritasi orang-orang yang dangkal menilainya (itu saya :( ) Dialah dia, adik saya. Yang tidak pernah merayakan ulang tahun yang ke-17. Yang membuktikan perkataan "you never know what you truly have til its gone". Yang hanya bisa saya doakan saat ini agar tenang di sisi-Nya. Selamat Ulang Tahun, De Putri.. Allahumaghfirlahu warhamhu wa'afini wa'fuanhu.

Saya harus cuci muka.

Merdeka!


Tak akan menukarmu dengan yang lain.

Selamat Ulang Tahun.

Ila & Kay

Saya punya 2 ponakan, Ila dan Kay namanya. Mereka adalah anak-anak dari 2 abang saya dengan istrinya masing-masing. Anak-anak dari bibi atau paman biasa kita sebut sepupu sedangkan anak dari kakek nenek adalah orang tua kita. Saya memanggil mereka Ayah dan Nyak.

Saya mau cerita apa tadi?

Oh iya, Ila dan Kay.

Ila akan genap 4 tahun pada Oktober ini dan Kay baru berumur 2.5 tahun. Saya adalah paman yang buruk karena tidak mendampingi mereka di saat mereka tumbuh; di saat mereka mengucapkan kata pertama mereka dalam bahasa indonesia (ma-ma) dan bahasa inggris (un-cle) dan di saat mereka menjejakkan langkah untuk pertama kali; mencuci popok, atau menyusui mereka. Ibu mereka mengerjakan semuanya.

Alhamdulillah, saya dan keluarga besar (Ibu, kakak yang besar-besar, ipar, dan ponakan) bisa berkumpul kembali dalam acara pernikahan kakak saya yang ke-4 di Jakarta pada awal bulan ini. Setelah hampir 2 tahun tidak bertemu muka, tak ada kata yang mampu terucap ketika saya melihat wajah ponakan saya yang tertidur pulas. Ibunya mengancam saya untuk diam. Ila baru saja tidur dan dia tak ingin balitanya terbangun oleh kedatangan saya yang kurang casual.

Tahukah Anda ciri-ciri gadis cantik akan terlihat sejak dia kecil? Jika ingin lebih yakin, lihatlah saat dia pulas tertidur. Dan, waw... dia cantik.

Dia juga cerdas (atau licik? hhe). Kejadian berlangsung di area foodcourt Sea World, siang hari. Simak adegan berikut.

Bunda : Nak, makan nak. (menyendokkan nasi+kuah sop)
Ila : Panaas..
Bunda : (tiup-tiup, suapin)
Ila : (kunyah-kunyah trus dimuntahin) Pedaash..
Bunda : (icip-icip) Mana ada pedas ni. (menyuapkan kuah sop)
Ila : Ashaam.. (muka dikecut-kecutin)
Ayah : Gak ada alasan! Tutup, kunyah, telan. Abis ini baru beli es krim.
Ila : (Bingo! Kemauannya dituruti tanpa perlu diminta. Lalu ia pun makan dengan patuh, walau hanya habis setengah.)

Dan lucu. Dengarlah saat dia mendaur ulang lagu populer milik Alm. Mbah Surip

♫ pak gendong kemana-mana
buk gendong kemana-mana
nek gendong kemana-mana
kek gendong kemana-mana
bang gendong kemana-mana
ceu gendong kemana-mana ♫

Dengan irama yang berulang-ulang tentunya.
Yang mendengar pun tertawa berulang-ulang (terpingkal-pingkal kalee)

atau lagu ini

♫ nina bobo oh nina bobo
kalo tidak bobo nyamuknya bobo
nina bobo oh nina bobo
bobo ngga bobo digigit nyamuk ♫

Well, mungkin keluarga kami mewarisi cita rasa musik dari, entah siapa. Mirip dengan kakak sepupunya, Kay (kaysa = kei-cha) juga berbakat merusak lagu. Salah satunya :

♫ cemut-cemut kecil
kei-cha mau tanya
apakah engkau di dalam cana
tidak takut cacing ♫

Saya hampir yakin papanya punya andil dalam hal ini. :P

Kay punya lesung pipit mamanya, dan alis papanya yang tegak bersambung. I love it when she grins. Tawanya jenaka dan mengundang orang untuk akrab, minimal datang menggoda. She's as lovely as her cousin.

Suatu malam kami jalan-jalan di sebuah Mall di kawasan Taman Anggrek (tidak usah saya sebut namanya) dan makan di salah satu gerai foodcourt yang menyajikan daging sapi beserta wajannya ke atas meja (baca: beef steak hot plate). Kay tidak bersalah atas ketidakbisadiamannya. Malang, tangan mungilnya menyentuh piring panas berasap-asap itu ketika main colek upil dengan auntie-nya. Kay sontak berteriak 6 oktaf (dia tak seberbakat Mariah Carey). Hwaa~!!! 1x. 2x. That's it. Sisanya hanya air mata dan rajukan pelan. "Huq, panaash.. sakiit.. huq." sambil ikut meniup-niup tangannya yang sedang ditempeli es batu oleh mamanya. Saya tahu itu sepanas apa, tapi Kay menahan sakitnya dalam diam. Waw, that's my niece :D Semoga gak ninggalin bekas ya dek..

Reuni keluarga kami hanya berlangsung 1 minggu, tapi semua terasa dekat. Inginnya kemesraan ini jangan cepat-cepat berlalu, tapi hidup harus jalan terus. It's time to get back to work. Or school. Lagi pula waktu yang sedikit terasa lebih berharga daripada banyak, lebih intense. More memorable.

Ila, Kay.. you will be missed.

Author

My photo
Bandung, West Java, Indonesia
Born with a glasses on, can't stop reading ever since. Music is what I hear everyday. Don't talk much, but shout a lot XD enjoy my time alone, but sometimes don't want to be alone. have a deep curiosity about stars and outerspace, while wondering about what my life would be at the highest point.